jump to navigation

12 Hadits Lemah dan Palsu Seputar Ramadhan 7 Agustus 2011

Posted by jihadsabili in puasa, Uncategorized.
add a comment

12 Hadits Lemah dan Palsu Seputar Ramadhan

Islam adalah agama yang ilmiah. Setiap amalan, keyakinan, atau ajaran yang disandarkan kepada Islam harus memiliki dasar dari Al Qur’an dan Hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang otentik. Dengan ini, Islam tidak memberi celah kepada orang-orang yang beritikad buruk untuk menyusupkan pemikiran-pemikiran atau ajaran lain ke dalam ajaran Islam.

Karena pentingnya hal ini, tidak heran apabila Abdullah bin Mubarak rahimahullah mengatakan perkataan yang terkenal:

الإسناد من الدين، ولولا الإسناد؛ لقال من شاء ما شاء

“Sanad adalah bagian dari agama. Jika tidak ada sanad, maka orang akan berkata semaunya.” (Lihat dalam Muqaddimah Shahih Muslim, Juz I, halaman 12)

Dengan adanya sanad, suatu perkataan tentang ajaran Islam dapat ditelusuri asal-muasalnya.

Oleh karena itu, penting sekali bagi umat muslim untuk memilah hadits-hadits, antara yang shahih dan yang dhaif, agar diketahui amalan mana yang seharusnya diamalkan karena memang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam serta amalan mana yang tidak perlu dihiraukan karena tidak pernah diajarkan oleh beliau.

Berkaitan dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, akan kami sampaikan beberapa hadits lemah dan palsu mengenai puasa yang banyak tersebar di masyarakat. Untuk memudahkan pembaca, kami tidak menjelaskan sisi kelemahan hadits, namun hanya akan menyebutkan kesimpulan para pakar hadits yang menelitinya. Pembaca yang ingin menelusuri sisi kelemahan hadits, dapat merujuk pada kitab para ulama yang bersangkutan.

Hadits 1

صوموا تصحوا

“Berpuasalah, kalian akan sehat.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di Ath Thibbun Nabawi sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108), oleh Ath Thabrani di Al Ausath (2/225), oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (3/227).

Hadits ini dhaif (lemah), sebagaimana dikatakan oleh Al Hafidz Al Iraqi di Takhrijul Ihya (3/108), juga Al Albani di Silsilah Adh Dha’ifah (253). Bahkan Ash Shaghani agak berlebihan mengatakan hadits ini maudhu (palsu) dalam Maudhu’at Ash Shaghani (51).

Keterangan: jika memang terdapat penelitian ilmiah dari para ahli medis bahwa puasa itu dapat menyehatkan tubuh, makna dari hadits dhaif ini benar, namun tetap tidak boleh dianggap sebagai sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

Hadits 2

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ ، وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ

“Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, do’anya dikabulkan, dan amalannya pun akan dilipatgandakan pahalanya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di Syu’abul Iman (3/1437).

Hadits ini dhaif, sebagaimana dikatakan Al Hafidz Al Iraqi dalam Takhrijul Ihya (1/310). Al Albani juga mendhaifkan hadits ini dalam Silsilah Adh Dha’ifah (4696).

Terdapat juga riwayat yang lain:

الصائم في عبادة و إن كان راقدا على فراشه

“Orang yang berpuasa itu senantiasa dalam ibadah meskipun sedang tidur di atas ranjangnya.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Tammam (18/172). Hadits ini juga dhaif, sebagaimana dikatakan oleh Al Albani di Silsilah Adh Dhaifah (653).

Yang benar, tidur adalah perkara mubah (boleh) dan bukan ritual ibadah. Maka, sebagaimana perkara mubah yang lain, tidur dapat bernilai ibadah jika diniatkan sebagai sarana penunjang ibadah. Misalnya, seseorang tidur karena khawatir tergoda untuk berbuka sebelum waktunya, atau tidur untuk mengistirahatkan tubuh agar kuat dalam beribadah.

Sebaliknya, tidak setiap tidur orang berpuasa itu bernilai ibadah. Sebagai contoh, tidur karena malas, atau tidur karena kekenyangan setelah sahur. Keduanya, tentu tidak bernilai ibadah, bahkan bisa dinilai sebagai tidur yang tercela. Maka, hendaknya seseorang menjadikan bulan ramadhan sebagai kesempatan baik untuk memperbanyak amal kebaikan, bukan bermalas-malasan.

Hadits 3

يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،

“Wahai manusia, bulan yang agung telah mendatangi kalian. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari 1. 000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai ibadah tathawwu’ (sunnah). Barangsiapa pada bulan itu mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan,  ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran itu balasannya adalah surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong. Di dalamnya rezki seorang mukmin ditambah. Barangsiapa pada bulan Ramadhan memberikan hidangan berbuka kepada seorang yang berpuasa, dosa-dosanya akan diampuni, diselamatkan dari api neraka dan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tadi sedikitpun” Kemudian para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berpuasa.” Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan hidangan berbuka berupa sebutir kurma, atau satu teguk air atau sedikit susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah (1887), oleh Al Mahamili dalam Amaliyyah (293), Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (6/512), Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115)

Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib (2/115), juga didhaifkan oleh Syaikh Ali Hasan Al Halabi di Sifatu Shaumin Nabiy (110), bahkan dikatakan oleh Abu Hatim Ar Razi dalam Al ‘Ilal (2/50) juga Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (871) bahwa hadits ini Munkar.

Yang benar, di seluruh waktu di bulan Ramadhan terdapat rahmah, seluruhnya terdapat ampunan Allah dan seluruhnya terdapat kesempatan bagi seorang mukmin untuk terbebas dari api neraka, tidak hanya sepertiganya. Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini adalah:

من صام رمضان إيمانا واحتسابا ، غفر له ما تقدم من ذنبه

“Orang yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.38, Muslim, no.760)

Dalam hadits ini, disebutkan bahwa ampunan Allah tidak dibatasi hanya pada pertengahan Ramadhan saja.

Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar  berdasarkan hadits yang lemah ini. Walaupun keyakinan ini tidak benar, sesungguhnya Allah ta’ala melipatgandakan pahala amalan kebaikan berlipat ganda banyaknya, terutama ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Hadits 4

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم

“Biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunan-nya (2358), Adz Dzahabi dalam Al Muhadzab (4/1616), Ibnu Katsir dalam Irsyadul Faqih (289/1), Ibnul Mulaqqin dalam Badrul Munir (5/710)

Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341) : “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga didhaifkan oleh Asy Syaukani dalam Nailul Authar (4/301), juga oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Dan doa dengan lafadz yang semisal, semua berkisar antara hadits lemah dan munkar.

Sedangkan doa berbuka puasa yang tersebar dimasyarakat dengan lafadz:

اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين

“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, aku memohon Rahmat-Mu wahai Dzat yang Maha Penyayang.”

Hadits ini tidak terdapat di kitab hadits manapun. Atau dengan kata lain, ini adalah hadits palsu. Sebagaimana dikatakan oleh Al Mulla Ali Al Qaari dalam kitab Mirqatul Mafatih Syarh Misykatul Mashabih: “Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan tambahan ‘wabika aamantu’ sama sekali tidak ada asalnya, walau secara makna memang benar.”

Yang benar, doa berbuka puasa yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam terdapat dalam hadits:

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:

ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله

/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/

(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)”

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud (2357), Ad Daruquthni (2/401), dan dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232 juga oleh Al Albani di Shahih Sunan Abi Daud.

Hadits 5

من أفطر يوما من رمضان من غير رخصة لم يقضه وإن صام الدهر كله

“Orang yang sengaja tidak berpuasa pada suatu hari  di bulan Ramadhan, padahal ia bukan orang yang diberi keringanan, ia tidak akan dapat mengganti puasanya meski berpuasa terus menerus.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari di Al’Ilal Al Kabir (116), oleh Abu Daud di Sunannya (2396), oleh Tirmidzi di Sunan-nya (723), Imam Ahmad di Al Mughni (4/367), Ad Daruquthni di Sunan-nya (2/441, 2/413), dan Al Baihaqi di Sunan-nya (4/228).

Hadits ini didhaifkan oleh Al Bukhari, Imam Ahmad, Ibnu Hazm di Al Muhalla (6/183), Al Baihaqi, Ibnu Abdil Barr dalam At Tamhid (7/173), juga oleh Al Albani di Dhaif At Tirmidzi (723), Dhaif Abi Daud (2396), Dhaif Al Jami’ (5462) dan Silsilah Adh Dha’ifah (4557). Namun, memang sebagian ulama ada yang menshahihkan hadits ini seperti Abu Hatim Ar Razi di Al Ilal (2/17), juga ada yang menghasankan seperti Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah (2/329) dan Al Haitsami di Majma’ Az Zawaid (3/171). Oleh karena itu, ulama berbeda pendapat mengenai ada-tidaknya qadha bagi orang yang sengaja tidak berpuasa.

Yang benar -wal ‘ilmu ‘indallah- adalah penjelasan Lajnah Daimah Lil Buhuts Wal Ifta (Komisi Fatwa Saudi Arabia), yang menyatakan bahwa “Seseorang yang sengaja tidak berpuasa tanpa udzur syar’i,ia harus bertaubat kepada Allah dan mengganti puasa yang telah ditinggalkannya.” (Periksa: Fatawa Lajnah Daimah no. 16480, 9/191)

Hadits 6

لا تقولوا رمضان فإن رمضان اسم من أسماء الله تعالى ولكن قولوا شهر رمضان

“Jangan menyebut dengan ‘Ramadhan’ karena ia adalah salah satu nama Allah, namun sebutlah dengan ‘Bulan Ramadhan.’”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Sunan-nya (4/201), Adz Dzaahabi dalam Mizanul I’tidal (4/247), Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (8/313), Ibnu Katsir di Tafsir-nya (1/310).

Ibnul Jauzi dalam Al Maudhuat (2/545) mengatakan hadits ini palsu. Namun, yang benar adalah sebagaimana yang dikatakan oleh As Suyuthi dalam An Nukat ‘alal Maudhuat (41) bahwa “Hadits ini dhaif, bukan palsu”. Hadits ini juga didhaifkan oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhu’afa (8/313), An Nawawi dalam Al Adzkar (475), oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari (4/135) dan Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (6768).

Yang benar adalah boleh mengatakan ‘Ramadhan’ saja, sebagaimana pendapat jumhur ulama karena banyak hadits yang menyebutkan ‘Ramadhan’ tanpa ‘Syahru (bulan)’.

Hadits 7

أن شهر رمضان متعلق بين السماء والأرض لا يرفع إلا بزكاة الفطر

“Bulan Ramadhan bergantung di antara langit dan bumi. Tidak ada yang dapat mengangkatnya kecuali zakat fithri.”

Hadits ini disebutkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/157). Al Albani mendhaifkan hadits ini dalam Dhaif At Targhib (664), dan Silsilah Ahadits Dhaifah (43).

Yang benar, jika dari hadits ini terdapat orang yang meyakini bahwa puasa Ramadhan tidak diterima jika belum membayar zakat fithri, keyakinan ini salah, karena haditsnya dhaif. Zakat fithri bukanlah syarat sah puasa Ramadhan, namun jika seseorang meninggalkannya ia mendapat dosa tersendiri.

Hadits 8

رجب شهر الله ، وشعبان شهري ، ورمضان شهر أمتي

“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Adz Dzahabi di Tartibul Maudhu’at (162, 183), Ibnu Asakir di Mu’jam Asy Syuyukh (1/186).

Hadits ini didhaifkan oleh di Asy Syaukani di Nailul Authar (4/334),  dan Al Albani di Silsilah Adh Dhaifah (4400). Bahkan hadits ini dikatakan hadits palsu oleh banyak ulama seperti Adz Dzahabi di Tartibul Maudhu’at (162, 183), Ash Shaghani dalam Al Maudhu’at (72), Ibnul Qayyim dalam Al Manaarul Munif (76), Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Tabyinul Ujab (20).

Hadits 9

من فطر صائما على طعام وشراب من حلال صلت عليه الملائكة في ساعات شهر رمضان وصلى عليه جبرائيل ليلة القدر

“Barangsiapa memberi hidangan berbuka puasa dengan makanan dan minuman yang halal, para malaikat bershalawat kepadanya selama bulan Ramadhan dan Jibril bershalawat kepadanya di malam lailatul qadar.”

Hadist ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al Majruhin (1/300), Al Baihaqi di Syu’abul Iman (3/1441), Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Adh Dhuafa (3/318), Al Mundziri dalam At Targhib Wat Tarhib (1/152)

Hadits ini didhaifkan oleh Ibnul Jauzi di Al Maudhuat (2/555), As Sakhawi dalam Maqasidul Hasanah (495), Al Albani dalam Dhaif At Targhib (654)

Yang benar,orang yang memberikan hidangan berbuka puasa akan mendapatkan pahala puasa orang yang diberi hidangan tadi, berdasarkan hadits:

من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا

“Siapa saja yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)

Hadits 10

رجعنا من الجهاد الأصغر إلى الجهاد الأكبر . قالوا : وما الجهاد الأكبر ؟ قال : جهاد القلب

“Kita telah kembali dari jihad yang kecil menuju jihad yang besar.” Para sahabat bertanya: “Apakah jihad yang besar itu?” Beliau bersabda: “Jihadnya hati melawan hawa nafsu.”

Menurut Al Hafidz Al Iraqi dalam Takhrijul Ihya (2/6) hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Az Zuhd. Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Takhrijul Kasyaf (4/114) juga mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh An Nasa’i dalam Al Kuna.

Hadits ini adalah hadits palsu. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikhul Islam di Majmu Fatawa (11/197), juga oleh Al Mulla Ali Al Qari dalam Al Asrar Al Marfu’ah (211). Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (2460) mengatakan hadits ini Munkar.

Hadits ini sering dibawakan para khatib dan dikaitkan dengan Ramadhan, yaitu untuk mengatakan bahwa jihad melawan hawa nafsu di bulan Ramadhan lebih utama dari jihad berperang di jalan Allah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Hadits ini tidak ada asalnya. Tidak ada seorang pun ulama hadits yang berangapan seperti ini, baik dari perkataan maupun perbuatan Nabi. Selain itu jihad melawan orang kafir adalah amal yang paling mulia. Bahkan jihad yang tidak wajib pun merupakan amalan sunnah yang paling dianjurkan.” (Majmu’ Fatawa, 11/197). Artinya, makna dari hadits palsu ini pun tidak benar karena jihad berperang di jalan Allah adalah amalan yang paling mulia. Selain itu, orang yang terjun berperang di jalan Allah tentunya telah berhasil mengalahkan hawa nafsunya untuk meninggalkan dunia dan orang-orang yang ia sayangi.

Hadits 11

قال وائلة : لقيت رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عيد فقلت : تقبل الله منا ومنك ، قال : نعم تقبل الله منا ومنك

“Wa’ilah berkata, “Aku bertemu dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pada hari Ied, lalu aku berkata: Taqabbalallahu minna wa minka.” Beliau bersabda: “Ya, Taqabbalallahu minna wa minka.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Al Majruhin (2/319), Al Baihaqi dalam Sunan-nya (3/319), Adz Dzahabi dalam Al Muhadzab (3/1246)

Hadits ini didhaifkan oleh Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil Fid Dhuafa (7/524), oleh Ibnu Qaisirani dalam Dzakiratul Huffadz (4/1950), oleh Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (5666).

Yang benar, ucapan ‘Taqabbalallahu Minna Wa Minka’ diucapkan sebagian sahabat berdasarkan sebuah riwayat:

كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا التقوا يوم العيد يقول بعضهم لبعض : تقبل الله منا ومنك

Artinya:
“Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya ketika saling berjumpa di hari Ied mereka mengucapkan: Taqabbalallahu Minna Wa Minka (Semoga Allah menerima amal ibadah saya dan amal ibadah Anda)”

Atsar ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al Mughni (3/294), dishahihkan oleh Al Albani dalam Tamamul Minnah (354). Oleh karena itu, boleh mengamalkan ucapan ini, asalkan tidak diyakini sebagai hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.

Hadits 12

خمس تفطر الصائم ، وتنقض الوضوء : الكذب ، والغيبة ، والنميمة ، والنظر بالشهوة ، واليمين الفاجرة

“Lima hal yang membatalkan puasa dan membatalkan wudhu: berbohong, ghibah, namimah, melihat lawan jenis dengan syahwat, dan bersumpah palsu.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al Jauraqani di Al Abathil (1/351), oleh Ibnul Jauzi di Al Maudhu’at (1131)

Hadits ini adalah hadits palsu, sebagaimana dijelaskan Ibnul Jauzi di Al Maudhu’at (1131), Al Albani dalam Silsilah Adh Dhaifah (1708).

Yang benar, lima hal tersebut bukanlah pembatal puasa, namun pembatal pahala puasa. Sebagaimana hadits:

من لم يدع قول الزور والعمل به والجهل ، فليس لله حاجة أن يدع طعامه وشرابه

“Orang yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, serta mengganggu orang lain, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya.” (HR. Bukhari, no.6057)

Demikian, semoga Allah memberi kita taufiq untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Islam yang sahih. Mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat dan ampunannya kepada kita di bulan mulia ini. Semoga amal-ibadah di bulan suci ini kita berbuah pahala di sisi Rabbuna Jalla Sya’nuhu.

وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

***

Disusun oleh: Yulian Purnama
Muraja’ah: Ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar
Artikel www.muslim.or.id

yang Gelisah Akan Rezekinya 13 Juli 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
1 comment so far

yang Gelisah Akan Rezekinya

Pernahkah Anda curhat mengenai hal yang sangat pribadi kepada orangyang BARU SAJA Anda kenal? Anda bahkan belum tahu siapa orang itu,bagaimana sifatnya, apakah dia orang baik atau jahat. Anda bahkan belumyakin apakah dia bisa memberikan solusi atas masalah Anda. PernahkahAnda bertindak seberani itu?
Saya mungkin tak akan berani, tapi Pak Cipto sudahmelangkah demikian jauh ketika kami baru berkenalan sekitar LIMA MENIT.Pria berusia 36 tahun ini sebenarnya hanya sesosok manusia sederhana.Perawakannya sedang, rambut ikal, kulit sawo matang, tinggal diSemarang bersama isteri dan seorang anaknya yang masih kecil. Pak Ciptobekerja sebagai staf marketing pada sebuah perusahaanyang memproduksi makanan kecil. Hampir setiap hari, bersama seorangsopir ia mengelilingi beberapa kota di Jawa Tengah dengan mobil box. Mereka membawa banyak makanan kecil untuk didistribusikan ke toko dan warung yang tersebar di penjuru kota.
Di sore hari, saat berada di Solo, mobilbox itu singgah di sebuah hotel murah – namun bersih – di daerahSriwedari. Di tempat inilah saya berkenalan dengan Pak Cipto, awal Juli2008 lalu. Saat itu, saya ada kegiatan di Solo dan menginap di hoteltersebut.
Pertemuan dengan Pak Cipto berlangsung di lobi hotel, sekitar jam 9malam. Sebagai awal perkenalan, obrolan kami boleh dibilang sangatstandar:
“Dari mana, Pak?”
“Sudah berapa lama menginap di sini?”
“Lagi ada keperluan apa di Solo?”
“Anak sudah berapa?”
Namun lima menit kemudian, tiba-tiba ia menatap saya dan menanyakansesuatu yang membuat saya terkejut, “Menurut Pak Jonru, apa sebenarnyatujuan hidup ini?”
Saya tertegun, tidak siap oleh pertanyaan yang demikian filosofis.Bila kami sudah akrab sejak lama, saya mungkin bisa memberikan jawabanyang gamblang. Namun saat itu, saya sama sekali belum mengenal PakCipto ini. Bila saya misalnya menjawab dari sudut pandang Islam, sayakhawatir bila ternyata dia nonmuslim. Intinya, saya ragu harus menjawabapa.
Akhirnya, sambil tersenyum kecil, saya balik bertanya, “Lho, kok bertanya seperti itu, Pak?”
“Begini, Pak, ” ujarnya. “Saya ini kan bekerja sebagai stafmarketing. Di dunia seperti ini, sudah biasa kalau saya memberikanharga Rp 1.500 ke toko, padahal harga asli dari kantor saya hanya Rp1.000. Yang Rp 500 tentu masuk ke kantong saya.”
“O, begitu, ” saya manggut-manggut. “Dan itu membuat Bapak gelisah, ya?”
“Betul. Tapi saya juga bingung. Kalau saya bekerja dengan jujur,teman-teman pasti memusuhi saya. Dianggap tidak solider. Lagipula gajisaya kan kecil. Kalau tidak berbuat seperti itu, mana cukup buatmenghidupi keluarga?”
Saya tertegun, mulai memahami permasalahannya. Intinya, Pak Ciptoini sedang gelisah akan rezeki yang dia dapatkan selama ini. Dia tahubahwa yang dia lakukan keliru, rezekinya pun tidak halal. Namun diajuga bingung bagaimana cara mengakhiri “lingkaran setan” tersebut.
Sejujurnya, saya merasa amat surprise ketika Pak Cipto memintanasehat seperti itu pada saya, sebab pada dasarnya saya bukan seorangustadz yang fasih berbicara soal agama. Karena itu, saya mencobamemberikan masukan yang sederhana saja, berdasarkan pengalaman pribadi.
“Maaf, sebelumnya saya tanya dulu. Pak Cipto ini muslim atau bukan?”
“Iya, saya Islam.”
“Oke. Kalau begitu, tentu Pak Cipta paham mengenai tujuan hidupseorang Muslim, kan? Hidup kita di dunia ini bukan untuk mencarikekayaan, namun beribadah. Dan rezeki setiap orang sudah diatur olehTuhan. Selama kita meyakini hal ini, disertai dengan ikhtiar dan doatentu saja, maka Insya Allah kita tak akan pernah kekurangan rezeki.”
Saya pun menceritakan pengalaman saya ketika nyaris tak punya uang. Namun karena saya yakin akan rezeki dariNya, maka secara ajaib rezeki itu pun datang. Subhanallah….
“Coba perbanyak saja ibadah, Pak. Semakin dengan dengan Allah, insyaAllah kita bisa lebih mudah dalam mengatasi seperti ini, ” ujar saya.
Pak Cipto manggut-manggut. Sementara saya hari itu mendapatpelajaran yang amat berharga. “Kesadaran” adalah kunci utama menujuhidayah. Orang yang tak pernah merasa bersalah atas maksiat-maksiatyang ia lakukan, biasanya akan sulit menemukan pencerahan dalamhidupnya.
Saya bersyukur, Pak Cipto ini termasuk orang yang sudah sadar.Jiwanya gelisah, ada semacam keinginan untuk berubah. Saya percaya,orang-orang seperti inilah yang hidupnya dengat dengan kebenaran.
Wallahualam:)

Jam Biologis Tubuh Anda 13 Juli 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
add a comment

Jam Biologis Tubuh Anda

Tahukah Anda bahwa di dalam tubuh kita ada jam biologis yang berfungsi mengatur apa yang harus dilakukan tubuh secara alami? Jam biologis ini berfungsi mengatur kapan tubuh harus beristirahat, kapan tubuh memerlukan makanan atau kegiatan lainnya yang dilakukan tubuh selama 24 jam. Timer jam biologis ini dapat berjalan karena adanya Suprachiasmatic Nuclei (SCN). Dengan mengetahui siklus yang ada dalam tubuh kita, kita dapat mengetahui saat tubuh dalam keadaan optimal sehingga apa yang kita lakukan juga bermanfaat secara optimal untuk kesehatan tubuh.

Mengapa Mengantuk Malam Hari?

Pernahkah Anda bertanya, mengapa saat malam kita mengantuk? Atau mengapa bila masyarakat pedesaan yang belum ada listrik cenderung tidur lebih cepat? Jawabannya adalah karena adanya hormon melatonin. SCN akan memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan hormon melatonin ini saat hari sudah gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan memerintahkan tubuh untuk beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang membuat suasana malam hari menjadi terang menghambat dikeluarkannya hormon melatonin, sehingga saat ini jam tidur manusia lebih larut malam daripada sebelumnya.
Tubuh kita mudah beradaptasi. Misalnya, untuk pekerja yang bekerja saat malam hari, SCN akan beradaptasi dalam mengeluarkan hormon melatonin sehingga mereka akan tetap terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila malam semakin larut, kita akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon melatonin yang dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh dan tekanan darah dalam tubuh.

Hormon Dalam Tubuh Saat Kita Tidur

Agar dapat memperbaiki sel-sel yang rusak, tubuh membutuhkan tidur. Tidur sehat manusia adalah 7 sampai 9 jam setiap hari. Perbaikan sel ini dipicu oleh hormon yang bernama Human Growth Hormone (HGH).
Karena itu, dengan tidur yang cukup rata-rata 8 jam per hari, sama saja dengan membiarkan tubuh Anda memulihkan tubuh kembali. Tentu ini akan membuat Anda bangun dengan sehat pada pagi hari setelah tidur yang cukup.
Makan makanan asin dapat membuat tubuh dehidrasi, sehingga dapat mengalami retensi air yang menyebabkan hipertensi ringan, akibatnya proses perbaikan sel terganggu dan tidur Anda terganggu.
Mengkonsumsi makanan manis dapat membuat kita sulit tidur karena otak akan memerintahkan untuk mengeluarkan hormon insulin. Akibatnya gula yang ada dalam pembuluh darah akan disimpan dalam sel otot, hati dan lemak. Karena kadar gula dalam tubuh rendah, otak akan memerintahkan untuk mengeluarkan hormon kortisol yang memecah lemak menjadi gula. Efek samping dari hormon kortisol adalah dapat memicu stres sehingga waktu tidur Anda akan terganggu karena rasa stres yang ada.

Mengapa Anda Mampu Menahan Kencing saat Tidur?

Pernahkah Anda bertanya mengapa meskipun tidur lebih dari 8 jam, Anda tidak merasakan ingin buang air kecil pada saat tertidur? Saat kita tidur, tubuh memproduksi hormon vasopressin yang menghambat pengeluaran urine sehingga kita bisa tidur tanpa terganggu harus ke kamar kecil.

Jam Biologis Pagi Hari

Saat pagi hari, minumlah segelas air hangat yang akan mendorong enzim-enzim yang ada dalam mulut ke dalam lambung untuk proses detoksifikasi. Tunggu 20 menit sebelum Anda mengkonsumsi sarapan atau minuman lainnya, karena bila waktu kurang dari 20 menit, manfaat yang dihasilkan kurang optimal.
Olahraga pada jam 5 pagi kurang bermanfaat karena suhu tubuh masih rendah dan otot belum panas. Berolahragalah jam 7 pagi. Pada jam ini tubuh menghasilkan hormon serotonin yang meningkatkan mood. Berjemur di bawah sinar matahari pagi dapat meningkatkan produksi hormon ini.
Tubuh kita berada dalam kondisi optimal 3 jam setelah bangun tidur. Saat itu, darah sudah mengaliri tubuh dengan sempurna sehingga semua zat yang dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi dengan baik.

Jam Biologis Tubuh Lainnya

Saat tepat untuk perawatan kulit adalah jam 16.00 karena pada saat itu tubuh dalam suhu yang paling tinggi sehingga pori-pori terbuka dan nutrisi terserap sempurna.
Jam 17.00 tubuh dalam kondisi puncak dalam menahan rasa sakit, sehingga tepat bila ingin ke dokter gigi atau di suntik.
Jam 18.00 merupakan saat yang tepat untuk berolahraga, karena kekuatan dan fleksibilitas tubuh dalm kondisi puncak. Disebabkan kandungan glikogen pada saat itu di dalam tubuh cukup banyak. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi.
Oleh karena itu, kenali jam biologis tubuh dan jaga tubuh Anda baik-baik agar tubuh Anda tetap prima.

kenapa saya belum menikah?? 13 Juli 2011

Posted by jihadsabili in cinta, munakahat, Uncategorized.
add a comment

kenapa saya belum menikah??


subhanallah… semua dalam genggaman Allah… Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia…

subhanallah… dari sekian banyak email yang masuk setiap hari, dan teman-teman yang berpapasan di jalan banyak yang bertanya… kenapa saya belum menikah?? saya jawab “nanti insya Allah saya tulis di catatan fb”, atau sebagian yang lain saya jawab “belum punya duit”, kamu mau nambahin memangnya??”… widih ketika saya jawab “belum punya duit” rame deh panjang lebar debat… “gimana sih mas edi??, mas edi kan yang mengajarkan kepada kami kalau segala sesuatu make Allah bukan make duit…!!” he2… saya iseng jawab “blm punya duit buat nikah” (saya berlindung kepada Allah dari berharap kepada makhluk, padahalkan niatnya saya gini “kalau kamu mau dibantu sama Allah, maka bantulah saudaramu, niscaya Allah akan membantumu dalam urusanmu”, gitu… kan lumayan siapa tahu aja nanti saya digolongkan oleh Allah kepada orang-orang yang menebarkan kebaikan…. (mudah-mudahan temen-temennya gak pada su’udzon yah… amin). maka jawaban yang tepat untuk orang yang bertanya kenapa saya belum menikah gini… cuma satu jawaban “Allah belum menyetujuinya” titik atau “belum waktunya” titik.

buat temen-temen yang memang belum menikah dan memang ngebet banget kepingin menikah gini trik nya…
1. “gak usah khawatir…, kambing aja yg gak mandi menikah tuh!!, masa kita manusia… yang mandi, yang beribadah kepada Allah, nurut sama Allah, gak dikasih jodoh?? gak mungkin lah…”
2. “tenang aja…, semua orang menikah kok!!, tidak ada orang yang tidak menikah, orang jelek menikah, orang cacat (cacat menurut kita) menikah, kecuali orang-orang yang memang tidak mau menikah…, seperti “biksu, pendeta dll yg gak mau menikah..”, yang jadi permasalahannya gini… “kok lama yah??, gak tahan nih, gimana dong?”, jawabannya gini : “ini lah ujian buat kita, ujian kesabaran…, pohon mangga juga klo belum matang, kita petik lalu kita makan rasanya pahit dan kecut…, biarlah Allah mematangkan diri kita dulu sampai akhirnya kita bisa membentuk keluarga yang sakinah, mawadah, wa rahmah…, berapa banyak orang yang menikah tidak bertahan lama, lantaran mereka belum matang untuk menikah??, maka tugas kita adalah sibuk aja dan menyibukan diri muhasabah ke Allah, nanti Allah yang bimbing kita untuk dapat menikah dengan Kekuasaan Allah.

memang benar…. saya lah edi sutisna (facebooknya : http://www.facebook.com/ed i.sutisna.kerens) adalah salah satu orang yang menganjurkan “segala sesuatu jangan make uang, tapi make Allah…, biar cepet dan sudah saya rasakan sendiri… ‘ini adalah ilmu buat saya’ dan ini juga anjuran dari para guru saya…

karena dalam hal ini “masalah menikah”…. maka menikahlah dengan menggunakan Allah, meminta pertolongan Allah biar cepet… “loh mana dalilnya mas…??, nih dalilnya… :”Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia… ” tuh (Qs.Yaasiin : 82)… kalau Allah sudah berkehendak maka “jadilah” cepet kan??

yang jadi permasalahannya gini mas… bagaimana caranya agar Allah berkehendak??… “wah pertanyaan bagus tuh…!! he2″ (loh kok ini seperti ngomong sendiri yah??, “iya… he2.., biar gak sepi, habisnya kamu sih bisanya cuman baca doang, gak mau koment!!, atau ngasih apa kek buat penyemangat… ^_^, “loh kok panjang mas??”, eh maap… ^_^).

trik nya gini biar Allah berkehendak….:
waktu saya kecil…, sering kali (berarti berkali-kali, bkn satu kali) ketika saya menginginkan sesuatu kepada orang tua saya…, saya ingin mainan mobil-mobilan…, tentu saja saya gak punya duit untuk membeli mobil-mobilan karena saya belum ada duit (atau penghasilan deh)… nah… saya gunakan cara ini… “saya beli mobil-mobilan tidak memakai duit loh, tapi memakai orang tua saya…”, tentunya ibu saya yang berkuasa memegang keuangan di dalam rumah tangga saya…, (karena saya waktu itu belum kenal tauhid, maka cara ini yang saya pakai)…

gimana caranya supaya ibu saya berkehendak membelikan saya mobil-mobilan??, saya berusaha mengambil ‘hati’ ibu saya…, bagaimana caranya agar ‘hati’ ibu saya bisa terambil??, tentu nya saya harus nurut kepada perintah-perintah ibu saya, tidak membangkang…, disuruh mandi maka saya mandi, disuruh langsung pulang sehabis sekolah jangan keluyuran, maka saya pun segera pulang…, bahkan saya mempunyai trik agar bisa dipercepat hajat saya… yaitu “sebelum ibu saya memerintah saya sudah siap sedia, bahkan sudah beres perintahnya…” maksudnya gini… saya tahu benar setiap pagi pasti saya akan disuruh “menyapu dan mengepel” (itu rutin setiap pagi), jadi sebelum ibu saya menyuruh saya.., nah saya sudah kerjakan sebelumnya (sebelum ibu saya nyuruh mengepel, saya sudah mengepel)… bukan satu atau dua pekerjaan, tetapi semuanya… menurut temen-temen gimana respon ibu saya ketika saya melakukan itu semua (selama 1 minggu aja deh dulu…, sukur-sukur seterusnya seperti itu terus)?? pastinya ibu saya akan senang… karena seorang ibu memiliki bahasa bathin kepada anaknya…, maka ibu kita pun akan faham kenapa saya berbuat seperti ini…, sebelum saya mengutarakan keinginan saya, maka ibu saya segera mendekati saya dan berkata “wahai anakku, ibu sayang kepada kamu.., kamu mau apa nak??”…. nah dalam suasana seperti ini… langsung deh saya berkata “saya mau mainan mobil-mobilan ibundaku sayang…” he2… kira-kira apa yang terjadi yah?? (kalau bahasa Allah mah ‘Kun Fayakun’, ‘jadilah’ maka ‘terjadilah’).

subhanallah… seharusnya ini menjadi sebuah ‘ILMU’ dan ‘METODE’ buat kita…, karena apa??, karena kejadian ini akan terjadi kepada siapa saja dan secara berulang-ulang kepada siapa saja yang mau mengikuti cara ini…. Allahu Akbar…!!!

ilustrasi diatas ialah kepada ‘seorang ibu pada anaknya’…, alias ‘makhluk kepada makhluk’… sedangkan kita sama-sama tahu bahwa makhluk itu penuh keterbatasan dan tak berdaya, kekuatannya apa sih??….

Allah… Sumber dari segala sumber rizki yang ada di seluruh jagad raya…, Raja dari segala Raja jagad raya…, semua total milik Allah… semua total tunduk kepada Allah… Allahu Akbar…

bagaimana ceritanya yah ketika metode yang saya pakai kepada orang tua (ibu) saya, saya terapkan kepada Allah….?? Subhanallah…, Allahu akbar…. “seorang ibu dapat menghargai usaha anaknya”, seorang makhluk diberi rasa kepada makhluk lain…, bagaimana dengan Allah?? Allah lah yang Maha Menghargai setiap usaha makhluk-makhluk-Nya yang ia ciptakan…, karena Allah yang menciptakan kita, tentu saja Allah lah yang paling mengetahui dan paling menghargai diri ini dari siapapun…., tidak usah berpanjang lebar dan berbasa basi lagi…, coba aja buktikan sendiri 1 minggu aja deh, 1 bulan aja deh… pasti kerasa banget-banget… lebih-lebih lagi kita konsisten kepada Allah seumur hidup kita, nurut sama Allah, jalankan semua perintah Allah… sukur-sukur sebelum Allah nyuruh kita udah melaksanakan dan siap sedia (kan ilustrasi diatas gitu klo pengen cepet dapet maenan mobil-mobilan)… loh maksudnya gimana ini?? gini maksudnya.., kan sudah pasti tuh setiap waktu kita disuruh, allah memerintahkan sholat 5 waktu…, nah sebelum Allah nyuruh kita udah standby, sebelum Allah manggil kita untuk sholat nah kita udah standby di masjid…, pas Allah bilang “hayya ala sholat…!!” ayo kita sholat!!, kita jawab :”saya udah disini dari tadi ya Allah..!!, di masjid ini dari tadi loh!! he2… mantep kan??

bagaimana ceritanya jika kita mentokin beribadah ke Allah, maksudnya gini…, selain yang wajib-wajib kita kerjakan tepat waktu…, nah yang sunnah-sunnah pun kita tidak mau ketinggalan…, seperti sholat tahajud, dhuha, membaca al-quran, puasa senin kamis/daud, sedekah, membantu orang yang kesusahan…., dan melakukan apapun yang Allah sukai…. hasilnya apa?? subhanallah… tak heran baginda Rasulullah saw Allah jadikan makhluk termulia dari semua makhluk…, tak heran Allah sendiri yang menawari Rasulullah saw menjadi seorang raja yang akan dilimpahi harta yang berlimpah, tak heran Allah menawari suatu gunung yang akan dijadikan emas untuk Rasulullah saw…. subhanallah…, Allahu Akbar… Allah mengerti benar kepada Makhluk-Nya, Allah menghargai benar usaha makhluk-Nya…, tak heran sebelum Rasulullah meminta…, semua disodorkan Allah…. dan tak heran semua kemauan Rasulullah, do’a rasulullah semua di ijabah seketika…. ‘ada saat-saat do’a rasulullah memang tidak diijabah Allah, karena itu memang kasih sayang Allah…, Allah Maha Tahu atas segala sesuatu yang baik dan buruk nya suatu keinginan kita…..

seorang ibu berkata kepada anaknya di ilustrasi diatas : “wahai anakku, ibu sayang kepada kamu.., kamu mau apa nak??”, bagaimana dengan Allah??

sepertinya pembahasannya panjang banget yah??, takut melenceng nih dari tema kenapa saya belum menikah? he2… saya pengen cerita sedikit pengalaman…. sepertinya temen-temen suka yah klo saya nulis pengalaman saya??, sebagian menjawab ‘enak didongengin’ sebagai teman tidur… berarti alhamdulillah ^_^… sebagian lagi berkata ‘lumayan buat pengalaman’ alhamdulillah juga… yang penting tulisan-tulisan saya ada manfaatnya… dan mudah-mudahan ini menjadi amal juga buat saya untuk nambah-nambah pahala untuk pemberat timbangan pahala ketika amal saya ditimbang bersama dosa-dosa saya kelak… amin.

saya edi sutisna (facebook : http://www.facebook.com/edi.sutisna.kerens) kata sebagian temen-temen…, tidak berusaha mencari calon istri karena terlalu sibuk mengurusi organisasi atau kerjaan atau lain-lain… saya katakan tidak!! (makanya ini saya mau cerita disini, biar clear aja…)

kalau temen-temen semua mengetahui alur-alur perjalanan seorang edi sutisna.., mungkin agak sedikit kaget mungkin…, “loh kok bisa mas??” iya tenang dulu dong…, ini juga mau diceritakan he2… “coba mas ceritakan, saya pengen denger nih…!!”… iya makanya.., km dengerin aja yah?? jangan banyak koment dulu.., nanti klo saya suruh koment, baru deh kamu koment yah??, “oke deh mas!!” tuh kan koment lagi, kan belum saya suruh…, “oh.. gitu yah..”, iya udah, diem dulu.. tar gak kelar-kelar nih tulisan…. (maap yah temen-temen itu kembaran saya bawel nya minta ampun…. ^_^ maap yah…). lanjut deh…

kalau saya ingat-ingat… sepertinya saya sudah 7 kali melamar orang (wanita) untuk saya jadikan sebagai istri…, gitu deh ke-7 tujuhnya semuanya ditolak he2… yah gimana lagi kalau Allah belum mengizinkan siapapun atau apapun tak akan bisa melawan kehendak Allah…, namanya juga usaha yah?? dan saya sakin semua ini pasti mengandung banyak hikmah buat saya…

LAMARAN 1
sepertinya ketika SMA (dipondok pesantren sukabumi) saya menyukai seorang gadis asal bandung…, waktu itu saya baru berumur sekitar belasan tahun…, saya terinspirasi oleh ayah saya, yang ketika ayah saya menikah umur 21 tahun…, ceritanya saya gak mau nih, gak mau keduluan dengan ayah saya…, maka saya lapor ke ayah saya ‘ingin menikah’… ayah saya tertawa-tawa dan berkata ‘yah silahkan saja, asal usaha sendiri…’, waktu itu saya tidak mengerti kenapa ayah saya tertawa-tawa…, dan saya langsung memberanikan diri untuk melamar sang gadis…., saya susul ke bandung…

subhanallah… sampai sekarang… jika saya ingat kejadian tersebut ‘saya jadi tertawa sendiri… he2..’ kejadian lucu…, dan subhanallah sekali.., dengan bermodalkan kertas alamat satu lembar.. saya sampai persis didepan pintu rumahnya si gadis…., gadis itu pun kaget karena sebelumnya saya tidak memberitahukannya he2… seberani itukah saya?? he2.. saya juga mungkin gak sadar kali yah??, namanya juga anak masih bau kencur… gak memikirkan dampak baik dan buruk sesudah nya… tapi alhamdulillah bandung – jakarta selamat sampai di tujuan PP.

ketika sampai dirumah beliau…, saya dihadapkan dengan ayah sang calon mertua… sempat tegang sedikit tapi itu bukan suatu halangan buat saya waktu itu…, karena menurut saya niat saya ini baik-baik.. itulah yang menguatkan saya waktu itu.

sang calon mertua menyodorkan beberapa pertanyaan, pertanyaan klasik yang sering ditanya kepada sang calon mertua kepada calon menantu… tetapi lagi-lagi subhanallah… saya dihadapkan dengan seorang calon mertua yang bijak… sehingga tidak terjadi sesuatu yang tidak mengenakan yang membuat saya trauma (karena biasanya seorang pemuda bau kencur gampang trauma karena kejadian-kejadian yang tidak mengenakan). sang calon mertua bertanya “orang tua kamu sudah tahu??”, saya jawab ‘sudah’, “apa kata orang tua kamu”, saya jawab ‘itu terserah saya orang tua saya mendukung, asal saya berusaha sendiri’…, pertanyaan kedua dari sang calon mertua ialah :”kamu sekarang sudah bekerja???”, saya jawab ‘belum pak!!’…, sang calon mertua menjelaskan panjang lebar… “kalau ingin membentuk rumah tangga haruslah dibarengi dengan usaha kerja yang menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari kamu dan istri kamu… untuk kedepannya.., anak kamu pun harus kamu nafkahi, dan nafkah itu wajib buat kamu….” katanya… dst….dst…. panjang lebar menjelaskan kepada saya, dan alhamdulillah saya pun mengerti…, padahal tadinya belum mengerti sama sekali yang seperti itu… (subhanallah dapet ilmu dari pengalaman….)

wa’hasil saya pulang dengan membawa ilmu “kalau ingin menikah yah saya kerja dulu…” sampai akhirnya lambat laun saya tidak memikirkan pernikahan sampai saya mempunyai pekerjaan yang menghasilkan uang…. subhanallah… waktu adalah waktu…. seiring berjalannya waktu… saya lulus dan lupa kepada wanita bandung tersebut… he2.. aneh tapi nyata…, padahal ketemunya juga cuman 2 kali dengan wanita bandung itu di pondok… sampai sekarang pun saya lupa namanya siapa…, mungkinkah kamu ingat wahai wanita bandung kepada saya???

LAMARAN 2
ketika awal-awal kuliah (mungkin sekitar semester dua)… waktu itu saya sudah memiliki rental pengetikan di depan kampus saya sendiri (untuk menyiasati agar bisa bayaran kuliah…) jarang pulang, mandi di kampus, makan dikampus, kuliah dikampus he2…. kadang-kadang tidur pun dikampus.., karena ada TV nya… mayan nebeng nonton TV dikampus…

waktu itu memang saya ditakdirkan menjadi penguasa laboratorium komputer he2 (maksudnya jadi assisten lab komputer, kunci lab saya yang megang…) mayan ada AC buat tidur, ‘adem’….

suatu ketika saya terhenyak… terhentak… dengan jilbab panjang dan sedikit-sedikit berkata ‘subhanallah’… sedikit-sedikit membuka al-qur’an… sedikit-sedikit berkata ‘allah’…

ada suatu moment yang tidak bisa terlupakan sampai saat ini didalam memory saya.., ketika…. subhanallah… biarpun saya waktu itu ‘serabutan’, istilah katanya mah asoy geboy aja, cuekan, gak tau malu mungkin… tetapi saya dianugerahi oleh Allah otak yang lumayan ‘encer’ he2… (saya berlindung kepada Allah dari sifat sombong…) suatu ketika banyak yang private kepada saya soal mata pelajaran kuliah… janjian biasanya jam 07.00 pagi (untuk private)… suatu ketika saya datang jam 06.30 pagi… saya mendengar suara merdu melantunkan ayat-ayat Allah (al-Qur’an), tapi saya bingung suara itu dari mana?? saya mencari-cari dan saya dapati si wanita ini sedang melantunkan ayat Allah… Allah menggerakan air mata saya sampai bercucuran begitu derasnya… dan saya tidak mengerti kenapa ini?? apa yang terjadi??, Allah menggerakan hati saya begitu damai dan tenang… subhanallah air mata saya bercucuran deras…. saat itu ingggiiinnnnn sekali saya memeluknya dan mendekap nya dengan erat karena rasa sayang nya begitu besar bergejolak tiba-tiba saat itu…. (tapi bukan mukhrim yah?? tar saya kena tabok/tampar….) ini lah moment itu… subhanallah…

saya memberanikan diri dan mencari-cari waktu yang pas untuk mengutarakan bahwa saya ingin melamar dia…. (waktu itu saya mempunyai target, paling telat saya harus sudah menikah umur 21 tahun…, karena ayah saya 21 tahun sudah menikah…., saya lupa waktu itu umur berapa, mungkin sekitar umur 20-an).

akhirnya ketemu juga moment yang pas untuk mengutarakan mau melamar…., saya bilang ke dia saya mau melamar, kalau bisa besok saya datang ke rumah…, wanita itu pun terdiam…, yang saya tangkep waktu itu ialah ‘diam berarti iya’, ‘kalau dia nolak berarti dia menjawab tidak’… ini lah mungkin bahasa wanita… dan ke esokan harinya saya berkunjung ke rumahnya untuk melaksanakan hajat saya untuk melamar…., oleh sang calon mertua hanya satu pertanyaan yang membuat saya tidak berkutik…. “saya sih setuju saja anak saya kamu nikahkan, tapi saya mau anak saya menyelesaikan kuliahnya dulu baru saya mengizinkan dia menikah….” kata sang calon mertua…. subhanallah… saya tidak bisa berkata-kata kecuali mengiyakan saja dan pulang.

lambat laun saya lulus… dan gadis itu belum lulus… saya gak tahu harus menunggu atau tidak?? yang jelas saya menyibukan diri untuk mencari duit… dan sampai akhirnya saya mempunyai perusahaan sendiri dan kesibukan saya di luar kota melupakan wanita tersebut…. sampai akhirnya wanita itu sekrang berada di luar negeri untuk melanjutkan kuliah nya kembali…. subhanallah… inilah perjalanan yang memang Allah merancang semuanya…

LAMARAN 3
singkat cerita saya bertemu dengan anak orang kaya…, ayahnya didektur pertamina saat itu… uang sudah saya siapkan dengan cukup.., bahkan menurut saya lebih… suatu ketika saya langsung melamar sang gadis… rencana pernikahan sekitar 6 bulan… subhanallah… detik-detik menjelang pernikahan, yaitu sekitar 1 bulan sebelum menikah…, perusahaan saya bangkrut total yang merugikan ratusan juta rupiah, bahkan saya mempunyai hutang yang begitu banyak untuk menebus segala sesuatunya di perusahaan… subhanallah inilah moment buat saya yang memang moment saya harus jatuh tersungkur dari ketinggian…, bukan sekedar jatuh, bahkan tertimpa tangga yang saya naiki pula… subhanallah.. sang calon mertua beralih 180 derajat, menolak saya sebagai menantunya lantaran perusahaan saya bangkrut dan jatuh miskin… subhanallah (inilah bukti bahwa menikah dengan menggunakan duit…, kalau Allah tidak berkenan yah tidak akan jadi….)

masih banyak sih ceritanya (sampai lamaran ke 7), tapi tangan saya pengel nih ngetiknya… capex… boleh lanjut jika temen-temen mau ngetik?? he2… maap becanda…

alhamdulillah dengan semua kejadian ini beribu-ribu hikmah terkuak didalamnya… sampai saya menemukan Allah disini…. dihati ini…. ‘TAUHID ITU PENTING’

alhamdulillah.. subhanallah… seiring waktu berjalan… lambat laun kehidupan saya pun normal, bahkan lebih baik dari sebelumnya…, lebih baik ketimbang punya duit banyak… sekarang saya sudah punya Allah…. Allah terima kasih yah…. (hutang sudah lunas…, kehidupan pun dipenuhi dengan Allah didada ini)

dalam 6 bulan terakhir kemarin saya pengen pasang badan… saya ingin menikah… ‘tentu saja dengan Allah, bukan dengan uang’… saya kosongkan semua tabungan saya… (saya pinjamkan ke Allah). subhanallah… temen-temen tahu apa yang terjadi??, mau tahu??, pernah melihat seorang pria dilamar oleh seorang wanita??…. subhanallah inilah yang terjadi pada diri saya… saya dilamar oleh tetangga saya… subhanallah saat itu saya kaget dan merasa belum siap, karena dia maunya dipercepat…, saya nya masih merasa bimbang…. akhirnya tidak jadi menikah he2 (ini namanya takdir Allah juga…., mungkin Allah pengen nunjukin ke saya…. Kunfayakun…!!)

subhanallah.. Allahu akbar…. bukan sampai disitu saja… empat bulan terakhir pun saya sering didatangi para orang tua yang minta anaknya dilamar, para gadis sms minta di lamar, bahkan tidak sedikit email saya dipenuhi dengan tawaran menikah dengan seseorang (ada juga dari para anggota CPA http://www.club-pecinta-alquran.com/ ini , saya gak mau menyebutkan berapa orang, takut saya terbesit sifat sombong (saya berlindung kepada Allah dari sifata sombong yang secara halus, Allah ampun…) saya cuman ingin membagi pengalaman bahwa jika Allah menghendaki ‘terjadi’ maka terjadilah….

sampai detik ini sudah lebih 1 bulan dari target menikah 6 bulan sekarang sudah 7 bulan…, tapi saya belum menikah…, awalnya target umur 21 ingin menikah sekarang sudah mencapai umur 27 tahun belum menikah… he2… sudah tua yah?? gpp… semua nya juga kehendak Allah… saya mah gak bisa berbuat apa-apa??, apa sih yang bisa saya perbuat klo Allah belum mengizinkan???

tadi pagi ada titipan uang beberapa juta rupiah untuk saya dari teman saya… diamanatkan untuk saya, untuk modal nikah… biar saya percaya diri katanya… alhamdulillah ini juga Allah yang menggerakan. rencana bulan depan akhir saya akan melamar seseorang… saya memohon kepada Allah dengan uang 4 juta rupiah saya dapat dimudahkan untuk menikah. amin.

mohon do’anya juga bagi temen-temen yang membaca tulisan ini agar mendo’akan saya agar dimudahkan oleh Allah dalam urusan menikah… hitung-hitung sebagai hadiah untuk saya yah… terima kasih….

semoga Allah ridho kepada kita…. assalamu’alaikum wrwb…

Kiriman Pembaca

Artikel : http://mediasalafi.com/

Arti Sebuah Keberhasilan, Bagaikan Itik 13 Juli 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
add a comment

Arti Sebuah Keberhasilan, Bagaikan Itik


Bila anda melakukan sesuatu yang baik dan orang memuji, lalu ada merasa senang, maka itu tak apa. Rasa senang muncul bukan karena kehendak anda. Rasa senang itu bagai belaian alam yang mengusap keringat anda; mengubah butir-butirnya menjadi gula-gula pemanis.

Namun, bila kemudian anda menikmatinya dan bekerja demi memperoleh kesenangan dari pujian itu, maka itu mara. Itu petaka.

Saat itu anda telah kehilangan kebebasan dalam berkebaikan.
Anda seolah bekerja keras agar orang lain puas, padahal gelisah menanti ceceran remah-remah sanjungan. Jangan demikian.

Jangan timbang keberhasilan anda dari seberapa tinggi saluir orang lain pada anda.

Seluruh bakat anda anugerah alam, maka kembalikan ia pada alam.
Lepaskan itu sebagaimana anda melepaskan rajawali. Seperti kata seorang pujangga bahwa rajawali milik langit, biarkan ia ditelan langit.

Bekerjalah sebagaimana itik berenang di telaga. Ia melaju dengan tenang dan cantiknya, tanpa membuat permukaan air menjadi berkecipak dan berisik.

Ia pun tak perlu membuat sekujur tubuhnya basah kuyup atau merusakkan bulu-bulunya. Bahkan, berenangnya itik itu sendiri selalu menambah keindahan pandangan seluruh telaga.

Namun, tahukah kita bahwa di dalam air sepasang kakinya bekerja keras mengayuh-ayuh. Dan, itu tak tampak oleh mata yang memandangnya.

Kita dapat bekerja dengan keras dan gigih. Dan untuk itu, kita memang tak perlu menyembunyikan luruhan keringat dan tarikan nafas panjang kelelahan, namun kita dapat mengubahnya sebagai sebuah kesukacitaan.

Itu hanya tercapai bila kita meletakkan sumbangsih kerja kita dalam bingkai indah tentang peraihan hidup.

Karena kerja adalah bagian dari hidup, maka jangan biarkan kerja jadi noda tinta dalam lukisan tentang kehidupan kita.

http://fadillahcinta.wordpress.com/2009/06/

kumpulan bahasa arab yang kerap dipakai 11 Juli 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
add a comment

Bismillah,

berikut ini adalah istilah-istilah singkat yang biasa digunakan oleh para penuntut ilmu syar’i :

Afwan = maaf.
Tafadhdhol = silahkan (untuk umum
Tafadhdholiy = silahkan (untuk perempuan)
Mumtaz : Hebat, Nilai sempurna, bagus banget
Na’am : iya
La adri = tidak tahu

Syukron : terima kasih Zadanallah ilman wa hirsha = smoga ALLAH manambah kita ilmu & semangat Yassarallah/sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna = semoga ALLAH mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada Allahummaghfir lana wal muslimin = ya ALLAH ampunilah kami & kaum muslimin

Laqod sodaqta = dengan sebenarnya
Ittaqillaah haitsumma kunta = Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada

Allahul musta’an = hanya ALLAH-lah tempat kita minta tolong
Barakallah fikum = semoga ALLAH memberi kalian berkah
Wa iyyak = sama-sama
Wa anta kadzalik = begitu jg antum
Ayyul khidmah = ada yg bisa dibantu ?
Nas-alullaha asSalamah wal afiah = kita memohon kepada ALLAH keselamatan dan kebaikan

Jazakumullah khayran = semoga ALLAH memmbalas kalian dengan lebih baik
Jazaakallahu khayran = semoga ALLAH membalasmu (laki2) dengan lebih baik
Jazaakillahu khayran = semoga ALLAH memmbalasmu (perempuan) dengan lebih baik

Allahumma ajurny fi mushibaty wakhlufly khairan minha = ya ALLAH berilah pahala pada musibahku dan gantikanlah dg yg lebih baik darinya.
Rahimakumullah = smoga ALLAH merahmati kalian
Hafizhanallah = semoga ALLAH menjaga kita
Hadaanallah = semoga ALLAH memberikan kita petunjuk/hidayah.
Allahu yahdik = semoga Allah memberimu petunjuk/hidayah

‘ala rohatik = ‘ala kaifik = tereserah anda…
(biasanya digunakan dalam percakapan bebas, atau lebih halusnya silahkan dikondisikan saja..)

ana = y = saya
anta = ka = kamu laki2
anti = ki = kamu prempuan
(maksudnya ==> kalau untuk kepada kamu laki2= kaifa haluka ? ; Kalau kepada kamu perempuan : kaifa haluki?)
antum = kum = kalian laki2
antunna = kunn = kalian prempuan
huwa = hu = dia laki2
hiya = ha = dia prempuan ===

maa dza ta’malu ? = apa yg sedang kamu kerjakan ?
maa dza ta’maluna ? = apa yg sedang kalian kerjakan ?
qoro’tu fiil madi = aku telah membaca
ahfadhuhaa mahlan mahlan = saya akan menghafalnya pelan-pelan

ﺃَﺣْﻤَﺪ: ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﻧْﺖَ ﻗَﺎﺩِﻡ ﻳَﺎ ﺃَﺧِﻲ؟

Min aina anta qaadim, ya akhii? / Dari mana Anda berasal, wahai Saudaraku?

ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﺩِﻡ ﻣِﻦْ ﺟَﺎﻭَﻯ ﺍﻟﺸَّﺮْﻗِﻴَّﺔ

Anaa qaadim min Jaawaa asy-syarqiyyah / Saya berasal dari Jawa Timur

ﺃَﺣْﻤَﺪ: ﻫَﻞْ ﺃَﻧْﺖَ ﻃَﺎﻟِﺐ؟

Hal anta thaalib? / Apakah Anda seorang mahasiswa?

ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﻻَ ﺃَﻧَﺎ ﻣُﻮَﻇَّﻒ
Laa, anaa muwadhdhaf / Tidak, saya seorang karyawan

ﺃَﺣْﻤَﺪ: ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﻜْﺘَﺒُﻚَ؟

Aina maktabuka? / Di mana kantormu?

ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﻣَﻜْﺘَﺒِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸَّﺎﺭِﻉ ﺳُﻮﺩِﺭْﻣَﺎﻥ

Maktabii fisy-syaari’ Sudirman / Kantorku di jalan Sudirman

ﺃَﺣْﻤَﺪ: ﺑِﻤَﺎﺫَﺍ ﺗَﺬْﻫَﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘَﺐ؟

Bimaadzaa tadzhab ilal-maktab? / Dengan apa Anda pergi ke kantor

ﻣُﺤَﻤّﺪ: ﺃَﺫْﻫَﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘَﺐ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴَّﺎﺭَﺓ

Adzhab ilal-maktab bis-sayyaarah / Saya pergi ke kantor dengan mobil
Akalti : kamu sudah makan
ana ata’allamu = saya sedang belajar
nahnu nata’allamu = kami sedang belajar al idhofatu = sandaran
contoh :
———
kitaabun – Muhammad –> kitaabun Muhammadin = bukunya Muhammad –> nah, ini dalam bahasa arab disebut : mudhoofun ilaih (mabniun alal kasry) lagi.. baitun – mudarrisyun –> baitu mudarrisyin/baitul mudarrisyi = rumah guru
nah..

TIPS:

bagaimana kalau berdiskusi dgn para ahlul bid’ah dan mereka tetap bersikeras kepada kebid’ahannya ?

Cukup tutup dengan kalimat,

“mau’iduna yaumal jana’iz!” = nantikanlah sampai kematian menjemput anda
Setelah itu, tinggalkan tempat kejadian perkara

selesai

______________________________​_____________

Afwan, berhubung ada yang bertanya tentang arti kalimat2 umum dan sederhana dalam bahasa Arab yang sering di gunakan di group ini, maka semoga artikel sederhana (terjemahan bebas) ini bermanfaat.

– ana = saya
– anta = ka = kamu laki2
– anti = ki = kamu prempuan
– antum = kum = kalian laki2
– antunna = kunn = kalian prempuan
– huwa = hu = dia laki2
– hiya = ha = dia perempuan
– ya akhi = wahai saudaraku (laki2)
– ya ukhti = wahai saudaraku (perempuan)
– Akhi fillah = saudaraku seiman (kepada Allah)

– Jazaakallahu khayran = smoga ALLAH memmbalasmu dengan kebaikan.
– Jazakumullah khayiran = smoga ALLAH memmbalas kalian dengan kebaikan
– Allahu yahdik = Semoga Allah memberimu petunjuk
– Rahimahullah = Semoga Allah merahmatinya
– Rahimakumullah = smoga ALLAH mrahmati kalian
– Hafizhanallah = smoga ALLAH menjaga kita
– Hadaanallah = semoga ALLAH memberikan kita petunjuk.
– Afwan = maaf
– ISTAGHFARA-YASTAGHFIRU (استغفر) = meminta ampun.

– Zadanallah ilman wa hirshan = Semoga ALLAH manambah kita ilmu & smangat
– Yassarallah / sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna = Semoga ALLAH mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada

– Allahummaghfir lana wal muslimin = ya ALLAH ampunilah kami & kaum muslimin
– Allahul musta’an = hanya ALLAH lah tempat kita minta tolong
– Barakallahu fiik/kum = Semoga ALLAH memberi kalian berkah
– Wa iyyak/kum = sama2
– Wa anta kadzaalik = begitu jg antum
– Nas-alullaha assalamah wal aafiah = kita memohon kepada ALLAH keselamatan dan kebaikan

dipersilahkan bagi yg mau menambahkan / mengkoreksi,
& kalo ada yg mau menambahkan dgn huruf hijaiyah itu lebih baik
jazakumullah khayran

ana aidon = aku juga
thoyyib = baik lah..
laa bahsa = ga papa
mafi musykila = ga masalah
sway-sway = dikit-dikit

______________________________​___

kata ‘afwan dibeberapa ayat dengan beberapa makna yang saling berbeda. Antara lain:

Pertama, ( ولقد عفا الله عنهم) QS. Ali Imran : 155, maknanya maaf.

Kedua, (إلا أن يعفون أو يعفو الذي بيده عقدة النكاح) QS. Al-Baqarah : 237, maknanya meninggalkan.

Ketiga, (ثمّ بدّلنا مكان السيئة الحسنة حتى عفوا) QS. al-A’raf : 95, maknanya tambah banyak.

Keempat, (ويسألونك ما ذا ينفقون قل العفو) QS. al-Baqarah : 219, maknanya kelebihan dari harta.

Dari beberapa kata “afwan” yang ada dalam al-Quran tersebut, dapat kita tafsirkan makna dari kata “afwan”:

Menurut pengertian pertama, “maafkan saya atas kekurangan saya yang tidak mampu memberikan pelayanan lebih.”

Menurut pengertian kedua, “tinggalkan terimakasih tersebut, karena saya tak butuh terima kasih itu.”

Menurut pengertian ketiga, “diantara kita ada yang lebih banyak dari apa yang telah saya berikan.”

Menurut pengertian keempat, “apa yang telah saya berikan merupakan limpahan pemberian yang tidak berhak disyukuri.”

Wallahu a’lam.

penggunaan ‘afwan’ kalau dalam keseharian sama dengan ‘you welcome’ dlm bhs Inggris. juga sering digunakan sebagai permintaan maaf dalam mengusulkan sesuatu, atau kalau tidak dapat memenuhi sesuatu. (dikedua kesempatan ini kata ‘afwan’ digunakan commonly) Wallahu’aklam.. :)

Nah, ngomong2 soal “wa iyyaka” atau “wa iyyakum”, kayaknya ada artikel bagus nih, khusus membahas masalah ucapan “wa iyyaka” atau “wa iyyakum”

———

Banyak orang yang sering mengucapkan “waiyyak (dan kepadamu juga)” atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga)” ketika telah dido’akan atau mendapat kebaikan dari seseorang. Apakah ada sunnahnya mengucapkan seperti ini? Lalu bagaimanakah ucapan yang sebenarnya ketika seseorang telah mendapat kebaikan dari orang lain misalnya ucapan “jazakallah khair atau barakalahu fiikum”?

Berikut fatwa Ulama yang berkaitan dengan ucapan tersebut:

Asy Syaikh Muhammad ‘Umar Baazmool, pengajar di Universitas Ummul Quraa Mekah, ditanya: Beberapa orang sering mengatakan “Amiin, waiyyaak” (yang artinya “Amiin, dan kepadamu juga”) setelah seseorang mengucapkan “Jazakallahu khairan” (yang berarti “semoga ALLAH membalas kebaikanmu”). Apakah merupakan suatu keharusan untuk membalas dengan perkataan ini setiap saat?

Beliau menjawab:

Ada banyak riwayat dari sahabat dan dari Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam, dan ada riwayat yang menjelaskan tindakan ulama. Dalam riwayat mereka yang mengatakan “Jazakalahu khairan,” tidak ada yang menyebutkan bahwa mereka secara khusus membalas dengan perkataan “wa iyyaakum.”

Karena ini, mereka yang berpegang pada perkataan “wa iyyaakum,” setelah doa apapun, dan tidak berkata “Jazakallahu khairan,” mereka telah jatuh ke dalam suatu yang baru yang telah ditambahkan (untuk agama).

Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Ta’ala ditanya: apakah ada dalil bahwa ketika membalasnya dengan mengucapkan “wa iyyakum” (dan kepadamu juga)?

Beliau menjawab:

“tidak ada dalilnya, sepantasnya dia juga mengatakan “jazakallahu khair” (semoga Allah membalasmu kebaikan pula), yaitu dido’akan sebagaimana dia berdo’a, meskipun perkataan seperti “wa iyyakum” sebagai athaf (mengikuti) ucapan “jazaakum”, yaitu ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, juga kalian” ,namun jika dia mengatakan “jazakalallahu khair” dan menyebut do’a tersebut secara nash, tidak diragukan lagi bahwa hal ini lebih utama dan lebih afdhal.”

Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi ditanya: Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terimakasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada kita?

Beliau menjawab:

Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan, “Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu.” Dan pada Allah-lah terdapat kemenangan.

Menjawab dengan “Wafiika barakallah”.

Apabila ada seseorang yang telah mengucapkan do’a “Barakallahu fiikum atau Barakallahu fiika” kepada kita, maka kita menjawabnya: “Wafiika barakallah” (Semoga Allah juga melimpahkan berkah kepadamu) (lihat Ibnu Sunni hal. 138, no. 278, lihat Al-Waabilush Shayyib Ibnil Qayyim, hal. 304. Tahqiq Muhammad Uyun)

Menjawab dengan “jazakallahu khair”.

Ada satu hadits yang menjelaskan sunnahnya mengucapkan “jazakallahu khairan”, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)

Ada beberapa ketentuan dalam mengucapkan jazakallah:
– jazakallahu khairan (engkau, lelaki)
– jazakillahu khairan (engkau, perempuan)
– jazakumullahu khairan (kamu sekalian)
– jazahumullahu khairan (mereka)

Fatwa ulama seputar ucapan “jazakallah”:

Al-Allamah Asy Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah ditanya:

Sebagian ikhwan ada yang menambah pada ucapannya dengan mengatakan “jazakallah khaeran wa zawwajaka bikran” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan menikahkanmu dengan seorang perawan), dan yang semisalnya. Bukankah tambahan ini merupakan penambahan dari sabda Rasul shallallahu alaihi wasallam, dimana beliau mengatakan “sungguh dia telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.?

Beliau menjawab:

Tidak perlu (penambahan) doa seperti ini, sebab boleh jadi (orang yang didoakan) tidak menginginkan do’a yang disebut ini. Boleh jadi orang yang dido’akan dengan do’a ini tidak menghendakinya. Seseorang mendoakan kebaikan, dan setiap kebaikan sudah mencakup dalam keumuman doa ini. Namun jika seseorang menyebutkan do’a ini, bukan berarti bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk menambah dari do’a tersebut. Namun beliau hanya mengabarkan bahwa ucapan ini telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya. Namun seandainya jia dia mendoakan dan berkata: “jazakallahu khaer wabarakallahu fiik wa ‘awwadhaka khaeran” (semoga Allah membalas kebaikanmu dan senantiasa memberkahimu dan menggantimu dengan kebaikan pula” maka hal ini tidak mengapa. Sebab Rasul Shallallahu alaihi wasallam tidak melarang adanya tambahan do’a. Namun tambahan do’a yang mungkin saja tidak pada tempatnya, boleh jadi yang dido’akan dengan do’a tersebut tidak menghendaki apa yang disebut dalam do’a itu.

Al-Allamah Asy Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah ditanya:

Ada sebagian orang berkata: ada sebagian pula yang menambah tatkala berdo’a dengan mengatakan : jazaakallahu alfa khaer” (semoga Allah membalasmu dengan seribu kebaikan” ?

Beliau -hafidzahullah- menjawab:

“Demi Allah, kebaikan itu tidak ada batasnya, sedangkan kata seribu itu terbatas, sementara kebaikan tidak ada batasnya. Ini seperti ungkapan sebagian orang “beribu-ribu terima kasih”, seperti ungkapan mereka ini. Namun ungkapan yang disebutkan dalam hadits ini bersifat umum.” (transkrip dari kaset: durus syarah sunan At-Tirmidzi,oleh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah, kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, nomor hadits: 222)

Kesimpulan:

Ucapan “Waiyyak” secara harfiah artinya “dan kepadamu juga”. Ini adalah bentuk do’a `yang walaupun ulama kita tidak menemukan itu sebagai sunnah. Dalam kasus manapun, namun tidak ada ulama yang melarang berdo’a dengan selain ucapan “Jazakumullah khairan” dengan syarat tidak boleh menganggapnya merupakan bagian dari sunnah. Namun untuk lebih afdholnya kita ucapkan “jazakalla khair”, inilah sunnahnya.

Ada satu kaidah ushul fiqih yang dengan ini mudah-mudahan kita bisa terhindar dari bid’ah dan kesalahan-kesalahan dalam beramal atau beribadah.

Al-Imam Al-Bukhari (dalam kitab Al-Ilmu) beliau berkata, “Ilmu itu sebelum berkata dan beramal”. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19).

Dari ayat yang mulia ini, Allah ta’ala memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat adalah perkara pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi seorang muslim, akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu, hendaknya kita berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat, kalau pada kalimat syahadat saja Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya? Tentunya lebih pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya. Kita tidak boleh asal ikut-ikutan orang lain tanpa dasar ilmu, seseorang sebelum berbuat sesuatu harus mengetahui dengan benar dalil-dalilnya.

Muraja’:

– sunniforum.com/forum/showthrea​d.php?t=3105
– darussalaf.or.id/stories.php?i​d=1520
– Hisnul Muslim, Syaikh Said bin Ali Al Qathani

Bagaimana Ucapan yang sempurna dalam menjawab Jazakallohu khoiron..?

Oleh : Ummu Shofiyyah al-Balitariyyah

Ucapan Ini Merupakan Amal Sholeh dan Amal Sholeh pun Akan Mengucapkannya
Ucapan ini bagi yang mengucapkannya adalah ibadah. Karena ucapan ini adalah sebuah doa dan doa itu adalah ibadah.
Adapun bagi yang menerimanya, ucapan ini adalah sebuah kalimat yang sangat baik.
Membuat wajah ingin tersenyum dan membahagiakan hati…
Ucapan ini lebih manis daripada “Syukron”…
Dan lebih bermanfaat daripada “terima kasih”…
Dan sangat tepat diucapkan oleh seseorang yang ingin menyampaikan kepada temannya bahwa ia tidak mampu membalas kebaikannya.

Ucapan yang dimaksud adalah:

“JAZAKALLOHU KHOIRON” [semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan_umum/laki laki].
atau “JAZAKILLAHU KHOIRON” [jika yang diberi ucapan adalah wanita].

Ucapan ini adalah amalan sholih karena ucapan ini merupakan sunnah Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Sebagaimana dalam hadits Usamah bin Zaid, ia berkata: Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا؛ فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاء

“Barang siapa yang diberi suatu kebaikan kepadanya, lalu ia mengucapkan kepada orang yang memberi kebaikan tersebut: “Jazakallohu khoiron”, maka sesungguhnya hal itu sudah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” [HR. at-Tirmidzi no. 1958, an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubro 6/53, dll. Dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rohimahullohu ta’ala dalam Shohih at-Targhib wat Tarhib (969).

Dalam Faidhul Qodir (172/6) dijelaskan:
“telah mencukupi rasa syukurnya” maksudnya adalah hal tersebut karena pengakuan terhadap kekurangannya, dan ketidakmampuan dalam membalas kebaikannya, dan mempercayakan membalas kebaikannya pada Alloh agar ia mendapatkan balasan yang sempurna.

Berkata al-allamah al-Utsaimin rohimahulloh dalam Syarah Riyadhus Sholihin :
“Hal itu dikarenakan jika Alloh membalas kebaikannya dengan kebaikan, hal itu merupakan kebahagian baginya di dunia dan akhirat.”

CARA MENJAWABNYA
Dan yang utama dalam menjawab kalimat yang bagus ini adalah dengan mengulang kalimat tersebut yakni membalasnya dengan mengatakan :

“WA ANTA FAJAZAKALLOHU KHOIRON” atau yang semisalnya.

Walaupun membalasnya dengan ucapan “WA IYYAKUM” dan yang semisalnya adalah boleh-boleh saja, namun yang lebih afdhol adalah membalas dengan mengulang lafadz doa tersebut.

Sebagaimana DIFATWAKAN oleh Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr hafidzohulloh:

السؤال: هل هناك دليل على أن الرد يكون بصيغة (وإياكم)؟

Pertanyaan :

Apakah ada dalil bahwa membalasnya (ucapan jazakallohu khoiron) adalah dengan ucapan “wa iyyakum”?

فأجاب: لا , الذي ينبغي أن يقول :( وجزاكم الله خيرا) يعنى يدعى كما دعا, وإن قال (وإياكم) مثلا عطف على جزاكم ,يعني قول (وإياكم) يعني كما يحصل لنا يحصل لكم .لكن إذا قال: أنتم جزاكم الله خيرا ونص على الدعاء هذا لا شك أنها أوضح وأولى

(مفرغ من شريط دروس شرح سنن الترمذي ,كتاب البر والصلة ,رقم:222)

Beliau menjawab :

“Tidak, sepantasnya dia juga mengatakan “wa jazakallohu khoiron” (dan semoga Allah juga membalasmu dengan kebaikan), yaitu didoakan sebagaimana dia mendoakan, dan seandainya ia mengucapkan semisal “wa iyyakum” sebagai athof (mengikuti) atas ucapan “Jazakum”, yakni ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, semoga kalian juga”.

Akan tetapi jika ia membalasnya dengan ucapan “antum jazakumulloh khoiron” dan mengucapkan dengan lafadz do’a tersebut, tidak diragukan lagi bahwa ini lebih jelas dan lebih utama.” [*] –selesai nukilan fatwa Syaikh Abdul Muhsin hafidzohulloh –

[*] Di transkrip dari kaset Durus Syarh Sunan at-Tirmidzi, kitab al-Birr wash Shilah no. 222, oleh ustadz Abu Karimah hafidzohulloh. Sumber: http://ibnulqoyyim.com/content​/view/36/9/, dengan perubahan dalam terjemahannya.

Dan dalil apa yang difatwakan Syaikh Abdul Muhsin di atas adalah sebagaimana dalam hadits berikut :

Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu ia berkata:
Usaid bin al-Hudhoir an-Naqib al-Asyhali datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, maka ia bercerita kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam tentang sebuah keluarga dari Bani Zhofar yang kebanyakannya adalah wanita, maka Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam membagi kepada mereka sesuatu, membaginya di antara mereka, lalu Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berkata :

تركتَنا -يا أسيد!- حتى ذهب ما في أيدينا، فإذا سمعتَ بطعام قد أتاني؛ فأتني فاذكر لي أهل ذلك البيت، أو اذكر لي ذاك. فمكث ما شاء الله، ثم أتى رسولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طعامٌ مِن خيبر: شعيرٌ وتمرٌ، فقسَم النبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في الناس، قال: ثم قسم في الأنصار فأجزل، قال: ثم قسم في أهل ذلك البيت فأجزل، فقال له أسيد شاكرًا له: جزاكَ اللهُ -أيْ رسولَ الله!- أطيبَ الجزاء -أو: خيرًا؛ يشك عاصم- قال : فقال له النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وأنتم معشرَ الأنصار! فجزاكم الله خيرًا- أو: أطيب الجزاء-، فإنكم – ما علمتُ- أَعِفَّةٌ صُبُرٌ

“Engkau meninggalkan kami wahai Usaid, sampai habis apa-apa yang ada pada kami, jika engkau mendengar makanan mendatangiku, maka datangilah aku dan ingatkan padaku tentang keluarga itu atau ingatkan padaku hal itu.”

Maka setelah beberapa saat, datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam makanan dari khoibar berupa gandum dan kurma, maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam membaginya kepada manusia.

Ia berkata:

kemudian beliau membaginya kepada kaum Anshor lalu makanan itupun menjadi banyak, lalu ia berkata: kemudian beliau membaginya kepada keluarga tersebut lalu makanan itupun menjadi banyak.

Lalu Usaid pun mengucapkan rasa syukurnya kepada Nabi:
“Jazakallohu athyabal jaza’ –atau khoiron- (Semoga Alloh membalasmu -yaitu kepada Rosululloh- dengan sebaik-baik balasan –atau kebaikan), Ashim (perawi hadits, pent) ragu-ragu dalam lafadznya,

lalu ia berkata : Nabi shollallohu alaihi wa sallam kemudian membalasnya :
“wa antum ma’syarol Anshor, fa jazakumullohu khoiron –atau athyabal jaza’- (dan Kalian wahai sekalian kaum Anshor, semoga Alloh membalas kalian dengan kebaikan –atau sebaik-baik balasan), sesungguhnya setahuku kalian adalah orang-orang yang sangat menjaga kehormatan lagi penyabar”
[HR. an-Nasa’i no. 8345, ath-Thobroni dalam Mu’jam al-Kabir no. 567, Ibnu Hibban no. 7400 & 7402, Abu Ya’la al-Mushili dalam Musnadnya no. 908, dll. Dishohihkan syaikh al-Albani dalam ash-Shohihah no. 3096]

Begitu pula terdapat contoh atsar para salaf yang mengamalkan ucapan ini.
Imam Bukhori rohimahulloh meriwayatkan dalam al-Adabul mufrod dengan sanadnya dari Abu Murroh, maula Ummu Hani’ putri Abu Tholib:

:أنه ركِبَ مع أبي هُريرة إلى أرضِه بالعقيق، فإذا دَخَلَ أرْضَهُ صَاح بأعلى صوتِه : عليكِ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه يا أُمتاه! تقول

وعليكَ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه، يقول: رحمكِ اللهُ؛ ربَّيْتِني صغيرًا

فتقول: يا بُنيّ! وأنتَ فجزاكَ اللهُ خيرًا، ورضي عنك؛ كما بَرَرْتَني كبيرًا

Bahwasanya ia berkendara bersama Abu Huroiroh ke kampung halamannya di ‘Aqiiq.
Ketika ia sampai di rumahnya ia berkata dengan mengeraskan suaranya: “Alaikissalam warohmatullohi wabarokatuh wahai ibuku.”
Lalu ibunya berkata :” wa’alaikassalam warohmatullohi wabarokatuh.”
Ia berkata (bersyukur kepada ibunya, pent) : “Rohimakillah (semoga Alloh merahmatimu wahai ibu), engkau telah merawatku ketika aku masih kecil.”
Maka ibunya berkata : “Wahai anakku wa anta fajazakallohu khoiron, semoga Alloh meridhoimu sebagaimana engkau berbuat baik kepadaku saat engkau sudah besar.”
[HR. al-Bukhori dalam al-Adabul Mufrod no. 15, syaikh al-Albani rohimahulloh berkata: “sanadnya hasan” dalam shohih al-Adabul Mufrod no. 11]

Dalam Thobaqot al-Hanabilah diriwayatkan:

أنبأنا المبارك عن أبي إسحاق البرمكي حدثنا محمد بن إسماعيل الوراق حدثنا علي بن محمد قال: حدثني أحمد بن محمد بن مهران حدثنا أحمد بن عصمة النيسابوري حدثنا سلمة بن شبيب قال: عزمت على النقلة إلى مكة فبعت داري فلما فرغتها وسلمتها وقفت على بابها فقلت: يا أهل الدار جاورناكم فأحسنتم جوارنا جزاكم الله خيراً وقد بعنا الدار ونحن على النقلة إلى مكة وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته قال: فأجابني من الدار مجيب فقال: وأنتم فجزاكم الله خيرا ما رأينا منكم إلا خيرا ونحن على النقلة أيضاً فإن الذي اشترى منكم الدار رافضي يشتم أبا بكر وعمر والصحابة رضي الله عنهم.

Dari Salamah bin Syabib[**], ia berkata :

aku ingin pindah ke Mekkah, lalu akupun menjual rumahku. Ketika urusannya selesai aku pamit kepada tetanggaku dan mengucapkan salam sambil berdiri di depan pintu rumahnya, aku berkata: “Wahai tetanggaku, kami telah hidup bertetangga dengan kalian dan kalianpun telah berbuat baik dalam bertetangga dengan kami, jazakumulloh khoiron, aku telah menjual rumah kami dan kami akan pindah ke Mekkah, wa’alaikumussalam warohmatulloh wa barokatuh.”

Lalu seseorang dari rumah itu menjawab:

“wa antum fajazakumulloh khoiron, tidaklah kami melihat pada kalian melainkan kebaikan, tapi kami mau pindah juga karena ternyata yang membeli rumah kalian adalah seorang Rofidhoh (syi’ah) yang mencela Abu Bakr, Umar dan pada shahabat rodhiyallohu anhum.”
[Thobaqot al-Hanabilah 1/65, Maktabah Syamilah]

[**] Salamah bin Syabib (W. 246 H) adalah seorang ulama salaf perowi hadits yang sezaman dengan imam Ahmad bin Hambal, adz-Dzahabi berkata tentang Salamah bin Syabib: “al-Hafidz, Hujjah”.

DAN AMAL SHOLEH PUN MENGUCAPKANNYA

Hal ini terjadi di alam kubur, sebagaimana dalam sebuah hadits yang panjang yang diriwayatkan al-Barro’ bin Azib rodhiyallohu anhu, bahwa setelah seorang hamba yang beriman diuji (dengan pertanyaan dalam kubur, pent) dan ditetapkan dalam menjawab ujian:

يَأْتِيهِ آتٍ حَسَنُ الْوَجْهِ طَيِّبُ الرِّيحِ حَسَنُ الثِّيَابِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِكَرَامَةٍ مِنَ اللهِ وَنَعِيمٍ مُقِيمٍ؛

فَيَقُولُ: وَأَنْتَ؛ فَبَشَّرَكَ اللهُ بِخَيْرٍ، مَنْ أَنْتَ؟

فَيَقُولُ: ”أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ، كُنْتَ –وَاللهِ!- سَرِيعًا فِي طَاعَةِ اللهِ، بَطِيئًا عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ؛ فَجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا.

:ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِنَ الْجَنَّةِ وَبَابٌ مِنَ النَّارِ فَيُقَالُ

…هَذَا كَانَ مَنْزِلَكَ لَوْ عَصَيْتَ اللهَ، أَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ هَذَا

Datanglah seseorang dengan wajah yang baik, berbau wangi dan memakai baju yang bagus, lalu orang tersebut berkata: “Bergembiralah dengan kemuliaan dari Alloh dan kenikmatan yang abadi”, maka hamba yang beriman tersebut bertanya: “Wa anta fa basyarokallohu bi khoirin (dan semoga Alloh juga memberimu kabar gembira berupa kebaikan), siapakah anda?” lalu orang itu menjawab : “aku adalah amal sholehmu, engkau dahulu –demi Alloh- sangat cepat dalam ta’at kepada Alloh sangat lambat (menjauhi, pent) dalam maksiat kepada Alloh, fa jazakallohu khoiron”.

Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu surga dan sebuah pintu neraka, lalu dikatakan: “Ini (neraka) adalah tempatmu seandainya engkau bermaksiat kepada Alloh, dan Alloh telah menggantikan untukmu dengan yang ini (surga)…”
[HR. Ahmad no. 17872, Abdurrozzaq dalam Mushonnaf-nya no. 6736,dll. Dishohihkan syaikh al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz hal.158]

Maka beruntunglah seorang hamba yang diberi taufik dalam kehidupan dunianya terhadap ucapan yang baik ini, baik ia mengucapkannya maupun ia menerimanya. Dan di akhiratnya ia mendapat kabar gembira dengan ucapan ini oleh amal sholehnya. Seandainya bukan karena keutamaan dan rahmat Alloh maka ia tidak mampu beramal sholeh.

Subhanalloh…
Alloh Yang Maha Memberi Nikmat, memberikan nikmat berupa taufik kepada hamba-Nya untuk beramal sholeh, kemudian memberi nikmat lagi berupa menjadikan amal sholehnya memuji hamba tersebut…
Subhanalloh…
hadits yang mulia ini juga mengingatkan kita untuk cepat dalam ta’at kepada Alloh dan menjauhi maksiat…
Semoga Alloh ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk mampu mengamalkan sifat yang mulia ini…

Maroji’ :

# Artikel “Hiya Amalun Sholih wa yaquluha al-Amal ash-Sholih” yang ditulis oleh salah seorang putri syaikh al-Albani, yaitu Sukainah bintu Muhammad Nashiruddin al-Albaniyyah hafidzohalloh dalam blog beliau [tamammennah.blogspot.com], dan tulisan ini banyak mengambil faidah dari sana –fa jazahallohu khoiron-.
# Transkrip Fatwa Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad oleh ustadz Abu Karimah Askari hafidzohulloh di http://ibnulqoyyim.com/content​/view/36/9/
# Al-Maktabah asy-Syamilah v3, dan penomoran hadits & atsar merujuk kepada software ini.

Sumber :

http://abu-rabbani.blogspot.co​m/2009/08/kekeliruan-dalam-men​gucapkan-kata.html

Jika ada yang mengucapkan “Ana uhibbuka fillah”, maka jawabnya adalah “ahabbakal ladzii ahbabtanii lahu” (Semoga Allah mencintai kamu yang cinta kepadaku karenaNya) [HASAN. HR.Abu Daud 4/333, Syaikh Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan Abu Daud 3/965].

Disadur dari : group FB jalan yang lurus [http://www.facebook.com/syiar.sunnah/posts/227897897244446?ref=notif&notif_t=feed_comment#!/groups/178870065487878?view=doc&id=218137768227774]

Bagaimana Investasi di Jalan Allah? … Ini bukan investasi biasa 30 Juni 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
add a comment

Bagaimana Investasi di Jalan Allah? … Ini bukan investasi biasa

Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ

“Barangsiapa memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” (Al Hadid: 11)

Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah berinfaq di jalan Allah secara umum (baik untuk jalan fii sabilillah atau menafkahi keluarga) dengan niat yang ikhlas dan tekad yang jujur, ini semua tercakup dalam ayat di atas.

Kisah yang Menarik

‘Abdullah bin Mas’ud menceritakan bahwa tatkala turun ayat di atas, Abud Dahdaa Al-Anshori mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah Allah menginginkan pinjaman dari kita?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Betul, wahai Abud Dahdaa.” Kemudian Abud Dahdaa pun berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah tanganmu.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyodorkan tangannya. Abud Dahdaa pun mengatakan, “Aku telah memberi pinjaman pada Rabbku kebunku. Kebun tersebut memiliki 600 pohon kurma.”

Ummud Dahda, istri dari Abud Dahdaa bersama keluarganya berada di kebun tersebut, lalu Abud Dahdaa datang dan berkata, “Wahai Ummud Dahdaa.” Istrinya mengatakan, “Iya.”

Abud Dahdaa mengatakan, “Keluarlah, aku telah memberi pinjaman kebun itu pada Rabbku”
Dalam riwayat lain, Ummud Dahdaa menjawab, “Engkau telah beruntung dengan penjualanmu, wahai Abud Dahdaa.”

Ummu Dahda pun pergi dari kebun tadi, begitu pula anak-anaknya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun terkagum dengan Abud Dahdaa, lalu mengatakan, “Begitu banyak tandan anggur dan harum-haruman untuk Abud Dahdaa di surga.”

(Riwayat ini adalah riwayat yang shahih. Dikeluarkan oleh Abdu bin Humaid dalam Muntakhob dan Ibnu Hibban dalam Mawarid Zhoma’an. Lihat Shahih Tafsir Ibnu Katsir 4/377)

Masya Allah …
Inilah investasi yang baik di jalan Allah. Ini bukan berarti Allah butuh pada pinjaman seorang hamba. Namun sebenarnya, hamba lah yang butuh dengan hal seperti ini, karena ini adalah karunia Allah agr hamba tersebut mendapatkan ganti yanga lebih baik di akhirat.

 

Sumber: http://rumaysho.wordpress.com

Merekalah Kandidat yang akan diselamatkan Allah 15 Juni 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
add a comment

Merekalah Kandidat yang akan diselamatkan Allah

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Tujuh golongan manusia yang Allah akan menaungi mereka dibawah naungan-Nya, di masa tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah, laki-laki yang hatinya terpaut di masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah; berjumpa dan berpisah karena-Nya, seorang laki-laki yang diajak (berzina) oleh seorang perempuan yang terpandang dan cantik, kemudian ia berkata, “sungguh aku takut kepada Allah”, orang yang bersedekah dengan suatu sedekah kemudian ia menyembunyikannya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan orang yang mengingat Allah saat sendirian lalu air matanya mengalir.” (HR Bukhari Muslim) Allah berfiman, “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” (QS. Al-Hajj [22]: 1-2) Dari al-Miqdad bin al-Aswad ia berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Matahari akan didekatkan kepada makhluk-makhluk-Nya hingga berjarak satu mil saja. Dan manusia dalam keringatnya sesuai dengan amal-amal mereka. Ada yang mencapai mata kaki, ada yang mencapai lutut, ada yang mencapai pinggangnya dan ada yang keringatnya sampai ke mulutnya.” (HR Muslim) Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat manusia akan berkeringat hingga keringatnya meleber di tanah sejauh tujuh puluh hasta. Keringat itu hingga menutup telinga-telinga mereka.” (HR Bukhari Muslim) Ia adalah manusia yang sadar bahwa masa mudanya akan dipertanggungjawabkan, untuk apa ia habiskan. Ia adalah manusia yang mematuhi wasiat Nabinya Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam ketika beliau berwasiat, “Pergunakanlah perkara yang lima sebelum datang yang lima: masa mudamu, sebelum datang masa tuamu, masa luangmu, sebelum datang masa sibukmu, masa hidupmu sebelum datang masa kematianmu, masa sehatmu, sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu, sebelum datang masa miskinmu.” (HR Hakim) Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan bergeser dua kaki anak Adam pada hari kiamai dari sisi Tuhannya hingga ditanya tentang lima hal: umurnya, pada apa ia habiskan. Masa mudanya, pada apa ia gunakan. Hartanya, dari mana ia dapatkan dan kemana ia belanjakan. Dan apa yang telah ia amalkan dari ilmunya.” (HR Tirmidzi)

~ Goncangan Kehidupan ~ 9 Juni 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
add a comment

~ Goncangan Kehidupan ~

Oleh : Syaikh Mamduh Farhan Al Buhairi

 

 

Sesungguhnya manusia akan melalui kehidupannya dengan banyak percobaan, sebagiannya akan berupa goncangan-goncangan, yang karenanya dia akan banyak merasakan sakit.

Di saat engkau menghadapi kemelut jiwa dan tidak mendapatkan teman di sisimu…goncangan.

Di saat engkau tafsirkan kalimat dan perbuatanmu sebagai kalimat seorang pendendam…goncangan.

Di saat bertahun-tahun engkau tidak bisa merealisasikan angan-anganmu…goncangan.

Di saat seluruh apa yang telah kamu bangun pergi bersama hembusan angin bak fatamorgana…goncangan.

Di saat kamu dikhianati oleh orang yang berasal darimu dan hidup di tengah-tengahmu…goncangan.

Di saat orang yang paling dekat denganmu meninggal dunia…goncangan

Di saat engkau bertemu dengan seorang teman karib yang lama tidak bertemu, namun dia tidak mengingat namamu…goncangan

Di saat engkau dicela, dan ternyata engkau dapati sang pencela adalah saudaramu sendiri…goncangan.

Di saat orang yang kamu cintai berterus terang bahwa engkau tidak bernilai baginya sedikitpun…goncangan.

Di saat engkau membongkar bahwa sumber penistaan atas dirimu ternyata adalah orang yang paling dekat terhadapmu…goncangan.

Sesungguhnya, segala goncangan ini, masih mungkin bagi jiwamu untuk memikul beban beratnya… namun goncangan yang hakiki adalah…

Apa yang akan terjadi…??

Yaitu di saat engkau dapati dirimu seorang diri di dalam kubur tanpa seorangpun…

Engkau telah meninggalkan semua orang yang dulu bersamamu…

Serta tidak ada satupun yang tertinggal bersamamu kecuali amalmu yang shalih…

Dan goncangan yang terbesar adalah saat engkau berdiri di hadapan Allah Subhanahu Wata’ala tanpa amal shalih…

Tanpa shalat…

Tanpa dzikir kepada Allah…

Tanpa berjihad melawan hawa nafsu…

Maka jadilah kamu sebagai orang yang bersiap-siap dalam menghadapi goncangan abadi yang tempat kembalimu akan tetap di sana.

Apakah menuju satu taman dari taman sorga ataukah satu liang dari liang-liang neraka.

Ya Tuhanku… berikanlah rahmat kepada kami, dan jangan sekali-kali mematikan kami kecuali Engkau dalam keadaan ridha kepada kami.

Wahai Tuhan (Dzat yang akan menolong) orang-orang yang lemah, kami bermunajat kepada-Mu, siapakah (Penolong) bagi kami selain-Mu.

Ya Allah, rahmatilah kami, jika kami dipikul di atas pundak-pundak para pelayat.

Ya Allah, rahmatilah kami, jika kami telah ditaburi tanah, dan kuburanpun ditutup di atas kami.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau memiliki para kekasih yang akan Engkau masukkan ke dalam sorga tanpa hisab dan tanpa adzab.

Maka jadikanlah kami dan orang-orang yang membaca tulisan ini termasuk golongan mereka juga. Aamiin ya mujibassaa’iliin…

 

Sumber : Majalah Qiblati (rubrik ‘Cahaya Hati’)

 

http://www.facebook.com/notes/ummul-khoir/-goncangan-kehidupan-/131694496907712

Berbahagialah orang yang Mengerti kelemahan dirinya 9 Juni 2011

Posted by jihadsabili in Uncategorized.
add a comment

Berbahagialah orang yang Mengerti kelemahan dirinya

Bismillahirrohmanirrohim

 

Anak Adam adalah makhluk yang lemah, serba kekurangan, dan menjadi tempat kesalahan, demikianlah fakta yang dijumpai bila setiap orang jujur akan hakikat dirinya, ia lemah dari semua sisi : tubuhnya, semangatnya, keinginannya, imannya, dan lemah kesabarannya.

 

Terkadang kelemahan ini menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam perbuatan dosa dan maksiat. Menzholimi diri sendiri, orang lain, bahkan menzholimi Alloh Ta’ala, Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berkata :

 

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

 

“Sesungguhnya Kami telah tawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka kawatir akan mengkhianatinya, dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zholim dan bodoh.” (QS. Al Ahzab : 72).

 

Banyak sekali sebab yang mendorong manusia untuk berbuat kesalahan atau kemaksiatan, terkadang dorongan itu datang dari dalam diri sendiri dan terkadang dari luar, berbahagialah orang yang mengerti kelemahan dirinya.

 

Abu Ad Darda rodhiyallohu anhu berkata :

 

“termasuk wujud ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui imannya bertambah atau berkurang dan termasuk dari barokah ilmunya seorang hamba adalah dia mengetahui darimana syaithon akan menggelincirkannya.” (lihat Asbab Ziyadatul Iman, hal. 10).

 

Diantara ciri-ciri kebahagiaan dan kemenangan seorang hamba adalah apabila ilmu pengetahuannya bertambah, bertambah pula kerendahaan hati dan kasih sayangnya.

 

Setiap bertambah amal-amal sholih yang dilakukannya, bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya dalam menjalankan perintah Alloh Ta’ala, semakin bertambah usianya, semakin berkuranglah ambisi-ambisi keduniaannya.

 

Ketika bertambah hartanya, bertambah pula kedermawanannya dan pemberiannya kepada sesama.

 

Jika bertambah tinggi kemampuan dan kedudukannya, bertambahlah kedekatannya pada manusia dan semakin rendah hati kepada mereka.

 

Sebaliknya ciri-ciri kecelakaan adalah tatkala bertambah ilmu pengetahuannya, semakin bertambah kesombongannya. Setiap bertambah amalnya, kian bertambah kebanggaannya pada diri sendiri dan penghinaannya pada orang lain.

 

Semakin bertambah kemampuan dan kedudukannya, semakin bertambah pula kesombongannya.

 

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam terdapat tanda bagi orang-orang yg memiliki akal”

 

wallohu a’lam bish showab